Karya Ilmiah Perubahan Kimia di sekitar Anda



Karya Ilmiah
Perubahan Kimia di sekitar Anda









Nama   : Annoor Nisamiah
Kelas   : XI IPA

MADRASAH ALIYAH AL-HUDA
CIKALONGWETAN  BANDUNG BARAT
                                     
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
Ilmu Kimia adalah ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang materi yang meliputi stuktur, susunan, sifat, dan perubahan suatu benda.  Kimia adalah perubahan zat yang menghasilkan zat baru. Zat ini akan berubah bila ada reaksi. Sedangkan reaksi kimia sendiri adalahsuatu proses alam yang selalu menghasilkan antarubahan senyawa kimia.  Senyawa ataupun senyawa-enyawa awal yang terlibat dalam reaksi di sebut reaktan.
Reaksi kimia dikarakteristikan dengan perubahan kimiawi, dan akan menghasilkan satu atau lebih produk yang biasanya memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan reaktan. Secara klasik, reaksi kimia melibatkan perubahan yang melibatkan pergerakan electron dalam pembentukan dan pemutusan ikatan kimia, walaupun pada dasarnya konsep umum reaksi kimia juga dapat diterapkan pada transformasi partikel-partikel elementer seperti pada reaksi nuklir.
Tanpa kita sadari, ternyata aktivitas sehari-hari kita banyak yang dilakukan dengan perubahan secara kimia. Seperti kertasss yaaang dibakar, atau fotosintesis   pada tanaman. Baik perubahan bentuk, sifat, atau warna. Ilmu kimia sering disebut-sebut sebagai ilmu pengetahuan dasar karena ilmu kimia merupakan sumber atau induk dari berbagai ilmu pengetahuan seperti Biologi, Fisiska, Geologi, Ekologi dan lain sebagainya. Koneksi ini timbul melalui berbagai subdisiplin ilmu. Sebagai contoh, kimia fisik melibatkan penerapan prinsip-prinsip fisika terhadap materi pada tingkat atom dan molekul.
1.2     Rumusan Masalah
a.          Apasajakah perubahan kimia yang telah kita alami?
b.         Perubahan kimia seperti apa yang kita alami sehari-hari?
c.          Mengapa perubahan kimia tak hanya terjadi di laboratorium khusus?
d.         Bagaimana perubahan itu bisa terjadi?
1.3     Tujuan Penulisan
a.       Agar mengetahui lebuh lengkap tentang kimia
b.      Info tentang jenis-jenis reaksi kimia
c.       Mengetahui ciri-ciri reaksi kimia
d.      Menyadari bahwa disekeliling kita ternyata banyak perubahan kimia
e.       Menjadikan sumber referensi bagi siswa dan siswi



1.4     Manfaat Penulisan
          Manfaat dibuatnya karya tulis ini antara lain:
a.       Mengerti lebih dalam apa itu kimia
b.      Dapat mengetahui perubahan kimia disekitar kita
c.       Dapat mengerti dan lebih memahami proses kimiawi di sekitar kita 
1.5     Metode Penelitian
          Dalam karya Ilmiyah ini, saya menggunakan dua metode, yaitu metode tidak langsung dengan browsing di internet, dan metode langsung yaitu mencari data di perpustakaan sekolah dan langsung melihat bahan-bahan uji coba tersebut di dalam keseharian saya. Kemudian saya rangkum penelitian saya didalam karya tulis ini.
1.6     Sistematika Penulisan
  Dalam karya tulis ini, saya menggunakan sistematika yang sederhana seperti dibawah ini:

Ø  Kata pengantar
Ø  Daftar isi
Ø  Pendahuluan
Ø  Kajian teori
·         Pengertian Kimia
·         Jenis Reaksi Kimia
·         Ciri-Ciri Reaksi Kimia
·         Cabang Ilmu Kimia
Ø  Hasil kajian
·         Kertas yang dibakar
·         Foto Sintesis pada Tanaman
·         Nasi yang Terasa Manis
·         Asam dan Basa
·         Kembang Bunga Sepatu
·         Air dalam Tubuh Kita                        
Ø  Penutup
Ø  Daftar Pustaka
Ø  Lampiran





BAB 2 KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Kimia
          Kimia berasal dari bahasa Arab “seni transformasi” dan bahasa Yunani “alkimia”. Ilmu Kimia adalah ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang materi yang meliputi stuktur, susunan, sifat, dan perubahan suatu benda.  Kimia adalah perubahan zat yang menghasilkan zat baru. Zat ini akan berubah bila ada reaksi. Sedangkan reaksi kimia sendiri adalahsuatu proses alam yang selalu menghasilkan antarubahan senyawa kimia.  Senyawa ataupun senyawa-enyawa awal yang terlibat dalam reaksi di sebut reaktan.
            Ilmuwan yang mempelajari kimia disebut kimiawan. Sebagian besar kimiawan melakukan spesialisasi dalam satu atau lebih disiplin ilmu. Kimia yang diajarkan pada sekolah menengah sering disebut “kimia umum”.dan ditujukan sebagai pengantar terhadap banyak konsep-konsep dasar dan memberikan pelajar alat untuk melanjutkan ke subjek yang selanjutnya. Banyak konsep yang dipresentasikan pada tingkat ini sering dianggap tak lengkap dan tidak akurat secara teknis. Walaupun demikian, hal tersebut merupakan alat yang luar biasa.
            Ilmu kimia secara sejarah merupakan pengembangan baru, tapi ilmu berakar pada alkimia yang telah dipraktikan selama berabad-abad di seantero dunia.
2.2 Jenis Reaksi Kimia
          Terdapat 5 jenis reaksi kimia dasar reaksi kimia. Reaksi tersebut antara lain reaksi pembakaran, reaksi kombinasi, reaksi penguraian, reaksi penggantian,dan reaksi metatesis.
1.      Reaksi Pembakaran
Reaksi pembakaran terjadi antara zat tertentu dan gas oksigen. Biasanya, reaksi pembakaran ini selalu disertai dengan pelepasan kalor dan energi yang lain. Contoh reaksi pembakaran adalah bom meledak dan kembang api menyala. Contoh reaksi pembakaran yang lainnya adalah pernafasan pada makhluk hidup. Proses pernafasan yang menghasilkan energi Selama pernafasan berlangsung terjadi pemecahan makanan, terutama karbohidrat yang menghasilkan energi dalam bentuk kalor dan energi lainnya.  Selain energi, selama proses pernafasan dihasilkan juga uap air dan gas karbon dioksida.
Ada 2 Jenis reaksi pembakaran, yaitu reaksi pembakaran cepat dan lambat.
a.       Reaksi pembakaran cepat
Reaksi pembakaran cepat merupakan reaksi yang melepaskan sejumlah besar kalor dan energi cahaya. Contohnya ialah kembang api menyala dan bom meledak.



b.      Reaksi pembakaran lambat
Reaksi pembakaran lambat merupakan kebalikan dari reaksi pembakaran cepat. Contoh reaksi pembakaran lambat ialah pernafasan pada makhluk hidup.
Energi kalor dan energy lainnya diperoleh dari pemecahan makanan.

2.      Reaksi Kombinasi
Reaksi kombinasi adalah reaksi yang melibatkan antara dua zat bergabung membentuk zat baru. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa reaksi kombinasi merupakan reaksi dua unsure untuk membentuk senyawa.
Contoh reaksinya sebagai berikut.
2 Na (s) + Cl2 (g)                           2 NaCl (s)
PCl3 (g)  + Cl2 (g)                           PCl5 (g)
Contoh reaksi kombinasi lainnya ialah pembakaran tembaga dengan oksigen untuk membentuk tembaga (II) oksida. Reaksinya sebagai berikut.
2 Ca (s) + O2 (g)                           2CuO(s)
Jenis reaksi kombinasi ialah reaksi reduksi oksidasi.
Contoh reaksi reduksi oksidasi dalam kehidupan sehari-hari adalah besi berkarat. Besi berkarat karena teroksidasi oleh oksigen. Begitu pula minyak goring menjadi tengik karena teroksidasi oleh oksigen. Berkaratnya besi dan tengiknya minyak goring adalah contoh reaksi oksidasi yang merugikan. Ada juga reaksi oksidasi yang menguntungkan, seperti proses pembakaran bahan bakar (bensin dan minyak tanah) atau pembakaran glukosa dalam tubuh kita.          

3.      Reaksi Penguraian
Reaksi penguraian terjadi jika senyawa terurai menjadi senyawa yag lebih sederhana atau unsur-unsurnya. Suatu senyawa dapat terurai menjadi senyawa dan unsure atau menjadi dua senyawa yang lebih sederhana. Biasanya reaksi penguraian terjadi jika ada peningkatan suhu yang disebabkan oleh panas, cahaya, atau listrik. Contoh reaksi penguraian dengan adanya peningkatan suhu adalah kapu tolor (CaCO3) yang dimasukkan ke dalam air. Kapur tohor terurai menjadi larutan kapur berupa kalsium oksida dan gas karbon dioksida.
Contoh reaksi penguraian yang disebabkan oleh cahaya adalah lapisan perak bromide yang terdapat pada rol film dan disesuaikan dengan ketajaman bentuk jika rol film itu dbuat menjadi slide negatifnya.
a.       Senyawa asam akan terurai jika dipanaskan menjadi oksida asamnya dan H2O. Contoh reaksinya sebagai berikut.
H2SO4 (aq)                    SO3 (g) + H2O (l)


b.      Senyawa dengan rumus kimia M(OH)n akan terurai jika dipanaskan menjadi oksida logamnya dan H2O. Contoh reaksinya sebagai berikut.
Ca(H)2 (aq)                      CaO (s) + H2O (l)

c.       Senyawa dengan rumus kimia MnCO3 akan terurai jika dipanaskan menjadi oksida logamnya dan CO2. Contoh reaksinya sebagai berikut.
Li2CO3 (aq)                            Li2O (s) +CO2 (g)

d.      Senyawa logam klorat akan terurai jika dipanaskan menjadi logam klorida dan O2. Contoh reaksinya sebagai berikut.
2 KClO3 (s)                      SO3 (g) + H2O (l)


4.      Reaksi Penggantian
Reaksi Penggantian (seringkali disebut sebagai reaksi penggantian tunggal) terjadi bila unsur dalam suatu senyawa sigantikan oleh unsur lain. Contoh reaksi penggantian adalah ekstraksi logam dari senyawanya.
Logam kronium dapat diperoleh dari ekstraksi senyawa kronium oksida yang dipanaskan dengan aluminium. Hasil akhir yang diperoleh adalah kronium dan alumunium oksida.
Contoh reaksi pengganti lainnya ialah reaksi antara logam Cu dan AgNO3. Reaksi ini menghasilkan logam Ag dan Cu(NO3)2. Reaksinya sebagai berikut.
Cu (s) + 2AgNO3 (aq)                               2Ag (s) + CU(NO3)2 (aq)
Pada reaksi ini, Cu menggantikan perak dalam AgNO3 . Dalam proses ini, dihasilkan larutan Cu(NO3)2 dan logam Ag. Contoh yang lain antara logam Mg dan gas O2.
2Ma (s) + O2  (g)                              2 MgO (g)

5.      Reaksi Metatesis
Reaksi Metatesis adalah reaksi yang melibatkan pertukaran bagian reaktan. Berdasarkan penelitian, reaksi metatesis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a.       Reaksi Pengendapan
Reaksi Pengendapan adalah reaksi yang menghasilkan endapan. Contoh reaksi pengendapan adalah reaksi asam sulfat dan gula. Reaksi tersebut akan menghasilkan endapan senyawa sulfat.
b.      Reaksi Netralisasi
Reaksi netralisasi merupakan jenis reaksi yang melibatkan asam dan basa. Reaksi netralisasi sigunakan untuk analisis kualitatif. Dalam analisis kualitatif, larutan asam sering di tambahkan untuk menghilangkan ion OH dari campuran atau sebaliknya. Pada reaksi netralisasi, asam akan bereaksi dengan basa membentuk garam dan air. Hal penting pada reaksi netralisasi ialah reaksi kimia antara ion H+ dan ion OH- dalam larutan.
Reaksi netralisasi dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, tanah gambut yang ditaburi serbuk kalsium oksida agar dapat digunakan sebagai lahan pertanian.
c.       Reaksi pembentukan gas
Gas dapat terbentuk karena molekul netral yang diperoleh dari reaksi metatesis memiliki titik didih dan kelarutan dalam air yang rendah. Contohnya reaksi kalsium hidrida (CaH2) dengan air menghasilkan gas hidrogen.
2.3     Ciri-Ciri Reaksi Kimia
Ketika terjadi reaksi kimia, terdapat perubahan-perubahan yang dapat kita amati. Perubahan tersebut merupakan ciri reaksi kimia. Perhatikan ciri reaksi kimia berikut ini.
1.      Adanya Perubahan Warna
a.       Reaksi kimia dapat mengakibatkan terjadinya perubahan warna.
b.      Perubahan warna karena adanya reaksi kimia yang sedang berlangsung atau telah terjadi reaksi tidak hanya dapat ditemukan saat melakukan percobaan dengan bahan kimia dilaboratorium, tetapi juga dapat dijumpai disekitar anda.  Misalnya, perubahan warna daun dari warna cerah dan terang menjadi berwarna gelap dan agak layu.
2.      Terbentuknya Endapan
a.       Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagia suatu fase padat keluar dari larutan . Endapan mungkin berupa Kristal (kristalin) atau koloid dan dapat dikeluarkan dari larutan dengan penyaringan atau pemusingan (centrifuge).
b.      Kelarutan (S) adalah kemampuan melarutkan suatu zat di dalam sejumlah pelarut pada suhu dan tekanan tertentu.
c.       Kelarutan bergantung juga pada sifat dan konsentrasi zat-zat lain, terutama ion-ion, dalam campuran itu. Adaperbedaan yang menyolok antar efek dari apa yang disebut ion-sekutu dan ion asing.
3.      Adanya Perbedaan Suhu
a.       Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja. Umumnya, perubahan energy yang menyertai reaksi kimia berupa kalor.
b.      Contohnya lihat kentang goring atau daging sapi panggang. Jika kita melihat proses menggorengnya, berarti kita sedang mengamati proses terjadinya reaksi kimia terhadap bahan tersebut. Kentang yang semula mentah dan berwarna putih kekuningan akan matang dan berwarna kuning kecoklatan setelah digoreng dalam minyak panas diatas kompor. Begitu juga dengan daging sapi yang dipanggang diatas bara. Daging tersebut akan berwarna kecoklatan dan sedikit kehitaman setelah dipanggang hingga matang.
  1. Timbulnya Gelembung Gas
    1. Gas dapat terbentuk bila kita tambahkan kapur tulis kedalam larutan asam klorida. Gas tersebut adalah karbon dioksida.
    2. Contoh lainnya adalah saat kita mengamati reaksi kimia yang menimbulkan gelembung gas saat kita membuka tutup botol atau kaleng minuman ringan yang berkarbonasi.
2.4     Cabang Ilmu Kimia
1)      Kimia Analisis
= mempelajari tentang analisis bahan-bahan kimia yang terdapat dalam suatu produk.
2)      Kimia Fisik
= fokus kajiannya berupa penentuan energi yang menyertai terjadinya reaksi kimia, sifat fisis zat serta perubahan senyawa kimia.
3)      Kimia Organik
= mempelajari bahan-bahan kimia yang terdapat dalam makhluk hidup.
4)      Kimia Anorganik
= kebalikan dari kimia organik; mempelajari benda mati.
5)      Kimia Lingkungan
= mempelajari tentang segala sesuatu yang terjadi di lingkungan, terutama yang berkaitan dengan pencemaran lingkungan dan cara penanggulangannya.
6)      Kimia Inti ( Radiokimia )
= mempelajari zat-zat radioaktif.
7)      Biokimia
= cabang ilmu kimia yang sangat erat kaitannya dengan ilmu biologi.
8)      Kimia Pangan
= mempelajari bagaimana cara meningkatkan mutu bahan pangan.
9)      Kimia Farmasi
= fokus kajiannya berupa penelitian dan pengembangan bahan-bahan yang mengandung obat.



BAB 3 HASIL KAJIAN
          3.1  Kertas yang dibakar
Kamu pernah membakar kertas bukan? Apa yang di hasilkan dari proses pembakaran tadi? Ketika kertas terbakar, yang dihasilkan adalah serpihan-serpihan kertas yang berwarna kehitaman(abu) dan asap. Nah, kedua materi tersebut tidak dapat diubah kembali menjadi kertas yang berwarna putih lagi. Oleh karena itu, reaksi kertas terbakar termasuk perubahan wujud zat yang tidak dapat kembali.

3.2     Fotosintesis pada Tanaman
Setiap hari kita melihat tumbuhan hijau di halaman rumah, halaman sekolah, atau di pinggir jalan. Pernahkah kamu membayangkan terjadinya perubahan kimia pada tumbuhan hijau?
Jika kita amati, sebagian dedaunan pada tumbuhan yang menguning, sebagian lagi mengering, layu dan berwarna kecoklatan. Daun yang berwarna kecoklatan lama-lama akan jatuh. Sehingga di sekitar tumbuhan biasanya berserakan daun-daun kering. Proses daun yang menguning kemudian berubah menjadi kecoklatan termasuk perubahan kimia.
Proses fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan hijau juga merupakan contoh perubahan kimia. Proses fotosintesis terjadi pada tumbuhan hijau. Pada proses ini, air dan karbon dioksida diubah menjadi glukosa dan oksigen dengan bantuan sinar matahari. Reaksi kimia yang terjadi digambarkan sebagai berikut :
Air + karbon dioksida                        glukosa + oksigen
Glukosa yang dihasilkan pada proses fotosintesis dapat digunakan sebagai sumber energi untuk proses respirasi pada tumbuhan. Selain itu, glukosa juga disimpan sebagai cadangan makanan, misalnya pada umbi-umbian dan buah-buahan. Dengan demikian, cadangan makanan dapat dimanfaatkan oleh makhluk hidup lain. Sementara itu, oksigen yang dilepaskan oleh tumbuhan dapat digunakan oleh makhluk hidup lain untuk bernapas.
3.3     Nasi yang Terasa Manis

Seperti nasi yang kita makan sehari - hari mengandung amilum. Amilum adalah suatu jenis karbohidrat kompleks yang rasanya tawar. Bila kita makan nasi, maka nasi tersebut akan bercampur dengan air ludah kita yang mengandung enzim Ptialin, yaitu enzim yang akan merubah AMILUM menjadi MALTOSA. Maltosa ini adalah jenis karbohidrat yang lebih sederhana dan rasanya juga lebih manis. Oleh karena itu jika kita mengunyah nasi agak lama di mulut, maka akan terasa agak manis.
            Di mulut amilum dipecah oleh enzim Ptialin menjadi MALTOSA bukan GLUKOSA. Hal tersebut dapat terjadi karena enzim ptialin mengubah amilum menjadi karbohidrat yang lebih sederhana, yaitu maltosa. sebagian amilum pada nasi terurai menjadi maltosa yang rasanya agak manis. Oleh karena itu, nasi terasa sedikit manis setelah dikunyah agak lama.
3.4     Asam Dan Basa
Asam dan basa adalah sifat larutan yang ditentukan dari nilai pH atau tingkat keasaman. Menurut Svante Arrhenius, seorang ilmuwan Swedia, suatu larutan dapat digolongkan dalam larutan asam jika larutan tersebut dapat melepaskan ion H+ dalam air dalam proses yang disebut ionisasi. Reaksi yang ditimbulkan oleh larutan asam dalam air ini dapat ditulis sebagai HxZ –> xH+ + ZX- dengan x adalah jumlah ion H+ yang dilepaskan. Contoh larutan asam adalah asam klorida (HCl). Asam klorida ini dapat ditemukan salah satunya di lambung, sebagai asam lambung. Reaksi asam klorida dalam proses ionisasi dapat ditulis sebagai HCl –> H+ + Cl-, dengan jumlah ion H+ yang dilepas 1.
Sedangkan larutan disebut basa jika larutan tersebut melepaskan ion OH- dalam proses ionisasi. Secara umum reaksi ionisasi larutan basa dapat ditulis sebagai M(OH)x –> Mx+ + xOH- dengan x adalah jumlah ion OH- yang dilepaskan. Salah satu contoh larutan basa adalah natrium hidroksida atau soda kaustik. Natrium hidroksida banyak digunakan di bidang industri, contohnya industri sabun, deterjen, kertas, dan lain-lain. Reaksi ionisasi natrium hidroksida dapat ditulis sebagai NaOH –> Na+ + OH-, dengan jumlah ion OH- yang dilepas sejumlah 1.
Larutan yang memiliki nilai pH di bawah 7 digolongkan dalam larutan asam, sedangkan larutan yang memiliki nilai pH di atas 7 digolongkan dalam larutan basa. Larutan yang memiliki nilai pH persis 7 disebut larutan netral. Nilai pH memiliki rentang 1-14. Contoh larutan netral ini adalah air (H2O). Semakin kecil nilai pH, maka tingkat keasaman semakin kuat, begitu juga semakin besar nilai pH, maka tingkat kebasaan yang semakin kuat. Oleh karena itu ada istilah asam kuat dan basa kuat. Asam dengan nilai pH 1 disebut lebih kuat daripada asam dengan nilai pH 6, demikian basa dengan nilai pH 10 lebih kuat daripada basa dengan nilai pH 8.
Untuk mengetahui apakah suatu larutan bersifat asam atau basa secara umum, biasanya digunakan indikator asam-basa. Contoh indikator asam-basa paling sederhana adalah kertas lakmus merah dan biru. Mungkin beberapa dari kita pernah menonton iklan di televisi mengenai uji efektivitas suatu produk deodoran menggunakan kertas lakmus/litmus yang ditempelkan di bawah lengan. Nah, kertas lakmus biru akan berubah warna menjadi merah jika kondisinya asam. Begitu pula kertas lakmus merah akan berubah warna menjadi biru dalam kondisi basa. Untuk lebih mudah mengingat, ingat saja warna merah artinya asam dan warna biru artinya basa.
Ada pula indikator pH universal, yang berupa lembaran kertas kecil dengan beberapa rentang warna, yang jika dimasukkan dalam suatu larutan, indikator pH universal tersebut akan mengalami perubahan warna sesuai dengan nilai pH. Kertas indikator yang telah berubah warna tersebut kemudian dapat dicocokkan dengan rentang nilai pH yang telah disediakan.
3.5     Bunga Kembang Sepatu
Nah, alam sendiri telah membekali kita dengan indikator asam-basa, yaitu bunga. Salah satunya adalah kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis). Mahkota kembang sepatu ini dapat kita gunakan untuk mengetahui sifat suatu larutan lho! Kembang sepatu yang berwarna merah akan berubah menjadi biru jika terkena larutan basa. Sedangkan bunga dengan mahkota berwarna biru atau keunguan akan berubah menjadi merah jika terkena larutan asam. Menarik, bukan?
3.6     Air dalam Tubuh Kita
Tahukah kamu, bahwa di sekeliling kita banyak sekali hal-hal yang berhubungan dengan kimia, bahkan dalam tubuh kita? Ya, dalam tubuh kita! Salah satunya adalah air. Kalau kamu belum tahu, tubuh kita mayoritas tersusun atas air (70-75%) dan air dalam tubuh terdapat baik sebagai cairan ekstraseluler, cairan intraseluler, maupun darah. Oleh karena itu persentase air dalam tubuh kita tinggi sekali.
Selain dalam tubuh, air juga dapat ditemukan di lingkungan sekitar, seperti air yang kita minum, sungai, danau, laut, es di kutub, bahkan air ada di udara yang kita hirup. Mengapa bisa begitu? Air dapat berubah bentuk menjadi cair, gas, maupun padatan. Jika pada umumnya kita mengenal air dalam bentuk cairan, air tersebut dapat diubah menjadi padatan yang biasa kita sebut es batu. Selain kedua bentuk tersebut, air juga dapat berupa gas, yang disebut sebagai uap air. Apa sih yang menyebabkan air dapat berubah-ubah bentuk? Penyebab paling umum perubahan bentuk air menjadi es adalah temperatur/suhu. Air akan berubah menjadi padatan jika didinginkan pada suhu di bawah 0oC pada tekanan 1 atmosfer. Sedangkan air dapat berubah menjadi uap air karena adanya tekanan dan proses penguapan. Jika tekanan parsial air lebih kecil dari tekanan uap jenuh, maka akan terjadi penguapan.
Apakah kamu pernah mendidihkan air? Air dapat mendidih jika tekanan uap jenuh sama dengan tekanan udara luar. Nah, seperti senyawa lain, air juga memiliki titik didih tertentu. Pada tekanan 1 atmosfer, titik didih air adalah 100oC. Namun jika tekanan udara turun, air juga lebih cepat mendidih karena tekanan uap jenuh cepat menjadi sama dengan tekanan udara luar, sehingga sebelum suhu 100oC pun, air dapat mendidih. Di manakah tempat yang tekanan udaranya lebih rendah? Kamu dapat mencoba mendidihkan air di dataran tinggi, seperti daerah pegunungan, karena di tempat itu, tekanan udara lebih rendah sehingga kamu tidak perlu menunggu suhu 100oC supaya air dapat mendidih.
Lalu, apa hubungannya air dan kimia? Air termasuk dalam kategori substansi kimia karena air memiliki rumus molekul H2O, dimana air terbentuk dari reaksi antara 2 atom hidrogen (H) dengan 1 atom oksigen (O). Nah, atom hidrogen dan atom oksigen ini terhubung melalui ikatan kovalen. Reaksi kimia antara hidrogen dengan oksigen dapat ditulis sebagai berikut:
2H2 + O2 = 2H2O
Air merupakan salah satu substansi kimia yang paling sederhana karena hanya terdiri dari 2 jenis atom, yaitu hidrogen dan oksigen tadi. Nah, dengan mengenal kimia melalui hal-hal di sekitar kita, dimulai dari air, belajar kimia tidak sulit, bukan?



















BAB 4 PENUTUP
          4.1     Kesimpulan
          Setelah mengamati dan meneliti, saya dapatkan kesimpulan bahwa perubahan kimia itu tidak hanya dalat berlangsung di dalam ruangan khusus seperti laboratorium tetapi juga ternyata perubahan kimia sering terjadi disekitar kita. Meski begitu, saya jadi lebih berambisi untuk lebih memahami apa itu perubahan kimia yang ternyata dapat kita jumpai dimana saja.
            Akhir kata, saya mohon maaf bila banyak kesalahan yang terdapat dalam karya tulis saya ini karena masih dalam tahap belajar.. Kritik dan saran yang membangun di harapkan dari para pembaca untuk membuat penulis lebih baik lagi dalam hal menulis sebuah karya tulis.
                   4.2     Saran
          Begitu banyak perubahan kimia yang belum kita sadari ada di sekitar kita. Jika kita mampu mengetahui dan memanfaatkan perubahan itu kita pun dapat menciptakan hal baru yang mungkin belum pernah terfikir sebelumnya untuk membuatnya. Ini bias menjadi peluang usaha atau sekedar penelitian saja.













Daftar Pustaka
                  . 2003. Chemistry (Topical) A level. Singapore: Redspot . Publishing.
Arsyad, M. Natsir. 2001. Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Istilah. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama.
Ash, Mark and James, Maria. 2000. Q Chemistry. Australia: Jacaranda.
Ryan, Lawrie. 2000. Advanced Chemistry  for You. 1st Published. London: Stanley Thornes Ltd.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ketiga. Cetakan pertama. Jakarta: Balai Pustaka.
Fawnia, Syalita. 2007. Makin Pintar Bereksperimen-Reaksi Kimia. Cetakan pertama. Jakarta: Ganeca Exact.
Suharsini, Maria dan Saptarini, Dyah. 2006. Kimia dan Kecakapan Hidup Kelas XI. Cetakan Pertama. Jakarta: Ganeca Exact.
Suharsini, Maria dan Saptarini, Dyah, dan Heryanti, S. H. A. 2006. Kimia dan Kecakapan Hidup Kelas XII. Cetakan pertama, Jakarta: Ganeca Exact.
Muid, Fatimah dan Kamajaya. 2007. Inspirasi Sains – KIMIA, Pelajaran IPA Terpadu untuk SMP Kelas VII. Cetakan Pertama. Jakarta: Ganeca Exact.
Sumber Internet
Sumber Gambar
Department of Chemistry University of Wisconsin-Madison
MiniScience.com
”Chemistry and Life”, 4th Edition, John W. Hill, Dorothy M. Feigl, and Stuart J. Baum, Macmillan Publishing Company, New York, 1993
Jerome L. Rosenberg (“Kimia Dasar”), R.A.Day and A.L.Underwood (“Quantitative Analysis”)



Lampiran
 



























Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Surat Pengajuan OT / Open Table ke Instansi atau Borma

MAKALAH PENGGUNAAN MENU DAN TOOLS PADA MICROSOFT EXCEL 2007

MAKALAH OLAHRAGA